pemandangan

pemandangan
Isin.doank@gmail.com

Minggu, 27 Februari 2022

Jaket Merah Marun

 Jaket Merah Marun Bagian 1



Bel istirahat berbunyi, aku bergegas ke ruang PMR menyelesaikan proposal pelantikan calon anggota (CA) yang akan segera digelar. Ku mainkan jari jemari di atas mesin tik yang usang. Irama mesin tik memenuhi ruang markas PMR yang tidak terlalu luas. 

Tetiba terdengar suaru pintu diketuk. Dialah Susi seorang anggota PMR meminta ijin masuk ruangan. Dia  menyampaikan kalau ada seorang siswi dari kelas x yang ingin bertemu. Ku persilakan Ia masuk, sementara Susi langsung pamit meninggalkan ruangan PMR.

Tiba-tiba dia merangkulku. Ia menangis, dan  meminta maaf,  sebelumnya telah banyak merepotkan. Ia juga berterima kasih karena telah menolongnya saat itu.

Aku benar-benar kaget, belum enggeuh, siapa gerangan gadis ini?, tiba-tiba datang, merangkul, dan menangis ...

Kemudian Dia membuka sebuah tas dan mengeluarkan sebuah jaket perasit berwarna merah marun. Melihat jaket tersebut barulah aku ingat, dia gadis itu... gadis yang pernah Ku tolong di bukit Dungus Dao...

Saat itu dia mengalami sengatan dingin, badannya menggigil, mulutnya gemetar, bibirnya membiru. Sungguh malang gadis itu, ia mengalami derita yang luar biasa.

Aku bukanlah petugas medis, namun sebagai PMR aku berkewajiban memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Jaket merah marun kupakaikan pada gadis itu untuk sedikit menghangatkan tubuhnya.

Dia menyerahkan jaket merah marunku sambil berkata " Kang terima kasih karena sudah menolongku, semoga Tuhan membalas kebaikan akang". Ia pun meminta sekiranya tidak ada acara, selepas pulang sekolah bisa bareng ke alun-alun. Kebetulan hari itu tidak ada acara, jadi dengan senang hati aku menyetujuinya. 

Ia manatapku dengan tatapan yang cukup tajam. Aku membalas tatapannya, terlihat matanya yang indah, belo dan sayu. Kemudian dia menundukan pandangannya dan tersenyum.

 Saat ingin kukatakan sesuatu, tiba-tiba bel masuk setelah istirahat berbunyi...

...Bersambung...