pemandangan

pemandangan
Isin.doank@gmail.com

Jumat, 10 September 2021

Tragedi Dungus Dao : Bayangan Hitam

Tragedi Dungus Dao Bagian 2 
 Bayangan Hitam

Mentari tak lagi berseri. Isin, Edi, Atam dan Erik menunggu hasil pemeriksaan bidan. 

Saat pintu klinik terbuka, sontak semua bertanya " Gimana keadaan gadis itu Bu?..."  " Tenang dia baik-baik saja kok, hanya perlu istirahat, dan sepertinya dia kelelahan". Jelas bu Bidan.

Mendengar penjelasan bidan Isin, Edi, Atam dan Erik spontan bersama-sama mengucapkan hamdallah.

Alhamdulillah...

"Bolehkah kami melihatnya bu?" Isin bertanya dengan wajah yang sumringah . "Silahkan saja saat ini dia sedang tertidur". Mendengar jawaban bu Bidan semuanya tampak senang dan berharap gadis itu segera pulih. 

"Biar aku aja yang masuk ya kawan-kawan kasihan dia lagi tidur khawatir mengganggu." Isin meminta yang lainnya menunggu. Isin masuk kedalam klinik, terlihat sang gadis yang sedang tertidur pulas. Sesaat isin menatapnya, dalam hatinya isin bergumam. " Kasihan amat kamu dek harus mengalami kondisi seperti ini...." 

Tak lama Isinpun keluar dari klinik dan menjelaskan kondisi si gadis kepada Edi, Atam dan Erik. Isin mengusulkan kalau sebaiknya gadis itu dipulangkan. Melihat kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk bisa melanjutkan ke perkemahan. Semua sepakat setelah bangun gadis tersebut akan diantarkan kerumahnya. 

Tiba-tiba terdengar suara lirih dari dalam klinik " Tidak.... please kak jangan dipulangkan..." sang gadis keluar dari klinik dan memohon agar bisa melanjutkan ke perkemahan. Baginya acara pelantikan malam ini sangat penting. 

" Tidak dek... sebaiknya ade pulang aja, terlalu beresiko kalau tetap keperkemahan. Kita akan antar sampai rumah kok." Jawab Edi dengan tegas.

"Enggak kak... saya gak mau pulang... saya mau ke perkemahan.... Saya kuat kok... please..." dengan nada lirih si gadis memohon untuk tetap melanjutkan ke perkemahan. 

Karena memaksa Isin, Edi, Atam dan Erik akhirnya sepakat mengijinkan si gadis melanjutkan kegiatan. Setelah berpamitan pada bu bidan, mereka bersiap melanjutkan perjalanan ke perkemahan. 

Baru berjalan kurang lebih 500 m gadis itupun terjatuh dan pingsan lagi. "Ya Allah... cape deeh..."  sahut Atam sambil tepok jidat. Sementara Erik terlihat menggerutu "Dibilangin juga apa... maksain siih..."

Melihat seperti itu Edi nampak bingung dan sedikit kesal. "Sin gimana nih...? " 

"Teman-teman... bantu saya angkat gadis ini ketandu kasian dia pingsan di tanah."  Isin meminta Edi, Atam dan Erik memindahkan si gadis sambil menyiapkan tandu. 

Setelah itu Isin mencoba menyadarkan gadis itu dengan memberikan aroma minyak kayu putih disekitar hidung si gadis. Tak lama diapun sadar tapi ekspresinya kali ini berbeda. Matanya melotot, bibirnya terlihat gemetar, jari-jari tangannya  kaku dan berusaha mencakar wajahnya sendiri. 

"Temen-teman tolong pegangin gadis ini. Rik pegang tangan kirinya, Tam dan Ed pegang kaki kanan dan kiri." Isin meminta bantuan Erik, Atam dan Edi sambil memegang tangan kanan si gadis. Sang gadis berontak dan berteriak. Sekuat tenaga Isin dan temannya memegangi si gadis agar tidak berontak dan mencakar- cakar wajahnya. 

Isin memijit urat nadi di tangan sang gadis. Sambil terpejam membacakan jampi-jampi dan berdoa. "Ya Allah apa yang terjadi dengan gadis ini...? Sudah berjam-jam Ia menderita... Sembuhkanlah Ia ya Allah..." Tiba-tiba merasakan panas ditangannya dan seperti ada energi listrik mengalir ke keseluruh tubuhnya . Sementara Erik, Atam dan Edi  terlihat kesakitan seperti tersengat arus listrik. " "Auuuuuwh.....!" Erik berterik dengan wajah yang memerah. Isin seketika membuka mata dan memerintahkan Erik, Edi dan Atam melepaskan pegangannya. Namun tangan Erik sepertinya susah untuk dilepaskan. "Tak...." Sepontan Isin menangkis tangan Erik agar terlepas dari tangan si Gadis. 

Tinggal lah Isin yang masih memegang tangan si gadis. Hatinya terus berdoa dan membaca jampi-jampi. sementara lainnya seolah terperanjat dan hanya mampu menatap.

Isin merasakan getaran strum yang sangat kuat ditangananya. Tiba-tiba Ia melihat sosok bayangan hitam keluar dari tubuh sang gadis bergerak ke arah belakangnya.  lalu Ia merasakan ada yang mencekik dari belakang. Isin terus berusaha membebaskan diri dari cekikan dan berucap. "Ya Allah... ya Allah..."

Tiba-tiba sang gadis sadar dan mengusap wajahnya sambil berucap," alhamdulillah...". Gadis itu membelakangi Isin yang saat itu sedang berusaha membebaskan diri dari cekikan. Begitu membalikkan  badannya Ia melihat Isin yang sedang dicekik bayangan hitam.

" Astagfirullah hal adzim... Kakak...!" si gadis berteriak kaget dan langsung memegang kepala Isin dan membacakan jampi di ubun-ubunnya. Seketika bayangan hitam itu melepaskan cekikannya dan masuk kembali ketubuh si gadis. Sang Gadis akhirnya kembali tak sadarkan diri. 


---Bersambung---

  






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar